Keterangan Gambar : Contoh Bentuk Main Hakim Sendiri
Beberapa
hari ini kita dikejutkan dengan berita yang cukup memprihatinkan, yaitu tentang
Persekusi atau tindakan main hakim sendiri. Yang lebih memilukan adalah
perbuatan tersebut sangat tidak manusiawi dan tidak beradab. Bagaimana tidak,
segerombolan yang mengaku sebagai manusia, makhluk Tuhan yang paling berakal begitu
tega membakar sesama saudaranya. Membakar hewan saja tidak diperkenankan jika
memang tidak darurat, ini malah dengan teganya membakar manusia hidup-hidup.
Semakin
buruknya akhlak masyarakat di era modern ini, tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan. Jika pendidikan yang salah satu kegiatannya dilaksanakan di persekolahan dianggap dapat membina dan mengembangkan moral masyarakat agar tatanan sosial dapat ditegakkan, mengapa pendidikan yang telah berlangsung sekian lama ini menampakkan tanda-tanda kegagalan dalam
membangun moral para generasi bangsa? Apa kesalahan pendidikan
selama ini? Lantas bagaimana solusinya
untuk membenahi kemerosotan moral yang menggerogoti bangsa ini?
Jika
kita merujuk pada tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Pendidikan di
Indonesia, yang mana pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3
disebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab. Dari isi Undang-undang tersebut sebenarnya telah jelas
tujuan dan Fungsi diadakannya pendidikan di Indonesia.
Lalu
kenapa perilaku-perilaku seperti kasus pembakaran manusia itu bisa terjadi??
Masih pantaskan Indonesia dianggap Bangsa yang beradab?? Jika kita tinjau ratusan atau ribuan tahun yang lalu,
Indonesia merupakan bangsa yang menyandang predikat bangsa yang beradab. Hal
ini disebabkan oleh karena masyarakatnya sangat sopan dan santun, ramah tamah
juga saling menghormati.
Semakin menggilanya arus Globalisasi di
tengah-tengah masyarakat, membuat peran Pendidikan sebagai alat untuk menjaga
peradaban manusia begitu kewalahan, Tidak hanya itu, Masyarakat kita
sedikit demi sedikit kehilangan rasa saling menghormatinya. Indonesia yang di
kenal dengan Bangsa yang beradab mungkin hanya akan menjadi Dongeng belaka
untuk anak cucu kita. Tentu kita sebagai manusia yang waras tidak ingin
itu terjadi, harus ada gerakan agar peradaban di Indonesia tetap terjaga.
Melihat fenomena di masyarakat tersebut, saya
tertarik untuk membahas tentang kenapa
Peradaban di Masyaratat terus-menurus memudar. Ada beberapa faktor kenapa
Peradaban di Masyarakat terus memudar, diantaranya adalah :
1. Lemahnya Iman dan Akidah
Semakin
melemahnya Iman dan Akidah di masyarakat sudah sangat terlihat jelas, sudah
hilang rasa Takut manusia terhadap Tuhannya, perilaku maksiat yang merajalelea
merupakan bukti bahwa Iman dan Akidah di masyarakat sudah sangat lemah. Inilah yang
bisa menjadi gerbang awal masyarakat bisa berbuat semau gue.
2. Lemahnya Pendidikan
Sudah kita
ketahui bersama bahwa sistem pendidikan di negeri ini lebih banyak berorientasi
pada ilmu Duniawi. Para orangtua akan lebih bangga jika anak-anaknya menjadi
anak yang sukses dalam hal Finansial. Sehingga banyak anak-anak yang tidak
memikirkan pendidikannya, yang ada dalam benak mereka bagaimana caranya nanti
bisa menjadi orang yang punya finansial tinggi. Sekolah hanya dijadikan ajang
bermain belaka, tanpa tujuan yang jelas ke arah perbaikan moral dan adab. “Pelajar”
hanya statusnya saja, tetapi perilaku mereka tidak mencerminkan sebagai manusia
terpelajar.
3. Lemahnya Pendidikan Agama dan Akhlak
Pendidikan
yang dilakukan di Masyarakat hanya berorientasi pada sisi Duniawi, sehingga
porsi untuk pendidikan Agama dan Akhlak sangat minim. Para pelajar hanya banyak
disuguhkan materi-materi umum. Mereka lebih bangga jika berprestasi dibidang
umum tetapi sangat minim dalam pengetahuan Agama.
Salah satu
bukti lemahnya pendidikan Agama di kalangan pelajar, bisa dilihat dari
hasil survey yang dilakukan sebuah lembaga di tahun 2008, diperoleh data
sekitar 63% remaja mengaku sudah melakukan hubungan seks bebas (berzina)
sebelum nikah. Dengan indikator ini, membuktikan betapa mirisnya masa depan
anak bangsa kita yang telah melanggar norma dan Agama yang berlaku di
masyarakat.
Perilaku Tawuran antar pelajar pun sudah
sangat sering terjadi dan kita saksikan setiap tahunnya. Kerusuhan antar
suporter sepakbola pun di dominasi oleh anak-anak yang seharusnya sedang
mengenyam pendidikan.
4. Lemahnya Dakwah
Dakwah merupakan kegiatan atau usaha untuk
mengajak pada kebaikan dan mencegah dari yang hal-hal keungkaran atau
kebathilan, hal ini sangat penting untuk dilakukan demi perbaikan peradaban di
Masyarakat. Tapi kenyataanya, hanya sedikit sekali orang yang bergelut dalam
hal dakwah ini. Dakwah yang dilakukan pun banyak yang berorientasi pada
Finansial, mereka mau berdakwah asal ada Imbalan yang sepadan. Sudah jarang
kita melihat Pendakwah yang benar-benar Ikhlas mendedikasikan dirinya untuk
berdakwah di Masyarakat, Orang itu takut diejek, ketinggalan, kuno, malu bila
berdakwah, padahal jika mereka balasannya maka dunia dan seisinya akan menjadi
milik kita.
Itulah
sedikit gambaran tentang beberapa faktor penyebab semakin memudarnya peradaban ditengah
masyarakat, saya kira masih banyak penyebab lain dari permasalahan ini.
Tentunya dari beberapa sebab tersebut kita harus terus mencari solusi agar
Peradaban di tengah masyarakat bisa terus di jaga.
Terima
kasih telah berkunjung ke Blog Iman Zamonano
No comments:
Post a Comment